Selasa, 19 Maret 2013

What a real man


A psychic talking to a ghost...

Psychic  : What's the cause of your death?

Ghost    : I'm struck by a car trying to save someone..

Psychic : Why did you do that?

Ghost   : Cause i don't want to my love get hurt..

Psychic : Maybe she's sad now coz your dead?

Ghost   : No, she's happy now..

Psychic : Why ?

Ghost  : Coz the one that i saved....is the man that she loves.

Hari ini saya menemukan ini dari seorang teman. Ini serius, membacanya berulang-ulang kali membuat saya menitikkan air mata. Jika saya menemukan pria seperti ini, mungkin saya akan menjadi wanita paling beruntung+paling egois sedunia. Yang pertama, saya-dicintai orang yang saya cintai. yang kedua, saya-dicintai orang yang tidak-saya-cintai-balik, namun orang itu hanya memikirkan kebahagiaan saya. Sementara, mungkin saja saya tak pernah melihat ke arahnya. What a real man :')





Hanya percaya


       Hari ini, seseorang datang padaku dan bercerita.  sebut saja namanya Rena. Hampir dua tahun belakangan, hatinya telah jatuh untuk seseorang yang usianya terpaut jauh darinya. Dia seorang kristiani. Mereka satu gereja. Seringkali mereka berjumpa saat kebaktian di Gereja. Namun, bisa dihitung dengan jari kesempatan mereka bertatap muka untuk sekedar saling sapa.


Memang, tidak saling menyapa belum tentu tidak saling memikirkan, bukan ? :)



Aku penasaran bagaimana cinta itu bekerja. Tidak jarang, hati dan pikiranku berdebat. Apa itu? Cinta? sekedar kekaguman?

“dia baik. Tapi dia biasa saja, dia juga pendiem banget.” Ujar Rena. Kalau itu sekedar rasa kagum, apa yang ia kagumi? Kebaikannya? Bukankah orang baik tak hanya pria itu? Entahlah. Hanya, Aku selalu mendapati matanya yang tak berhenti tersenyum saat ia bercerita tentang pria itu. Lebih kepada semangat, cerita itu seakan tak pernah ada habisnya. perasaan itu sungguh polos dan tulus. Tak jarang ia menangis karna pria itu.

Hari ini, Rena hampir menangis (lagi). Air matanya terasa kaku untuk keluar. Mungkin jika saat itu aku tak ada di hadapannya, air mata itu takkan malu-malu.


Pria itu akan menikah.



Memang, aku belum  pernah merasakan apa yang dirasakan Rena. Aku hanya mencoba membayangkan. Jika itu aku; akan sakit rasanya bila  bahagia-nya pria itu tak disebabkan olehku. Terlebih, aku bukanlah alasan pria itu tersenyum. Membayangkannya saja cukup membuatku sesak.


Tapi Rena, ia gadis yang tegar. Ia merasakan sakit, bukan berarti ia tidak kuat.



 “Apa aku salah mencintainya? Kenapa setiap aku menceritakan ke teman dekatku, mereka menentang keras?” keluh Rena hari ini. Hatiku terenyuh., Rena butuh dukungan. Ia sudah terlalu lelah menahan perasaan itu dengan erat. Yes, she’s need someone. Hey,you can ask your God to hug you, dear. He is in your heart, right? :’)




Lalu, apa yang salah dari mencintai seseorang dengan sangat dalam?



Bagiku, Itu tidak adil. Bukankah perasaan itu anugrah Tuhan? Tuhanlah yang memganugrahkan cinta dan takdir. Kau tahu? pemberianNya tak pernah sia-sia! Setiap dari mereka menyimpan hikmah. Kenyataannya Ibu dan Ayahku terpaut usia 12 tahun. Namun itu tak jadi ukuran ketidakcocokan mereka. Bahkan, sosok ibulah yang mendorong ayah untuk jadi lelaki hebat. Begitupun sebaliknya. Mereka saling menenangkan, bak malaikat Allah Tabaraka Wa Ta’ala.



Aku rasa, jika Rena dapat menentukan takdirnya sendiri, mungkin ia akan meminta Tuhan untuk dilahirkan bersama-sama dengan pria itu.

--

Untuk Rena. Jadilah kuat.
Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan sakit. Kau hanya perlu  mempersiapkan diri untuk kuat. Pengalaman membuatmu belajar. Mereka mendewasakanmu.

Aku tak ingin lagi mendengar kau berkata-“aku takut tak bisa melupakannya”-untuk kesekian kalinya.
Hei! masa depanmu masih panjang. Mungkin tidak sekarang. tapi nanti, percayalah, kau akan menemukan orang baik, yang menerima apa adanya dan apa tidak-adanya dirimu.


Karena diberkahi itu, ketika kita berkesempatan membahagiakan mereka yang merasa kita adalah bagian berarti dalam hidup mereka.


"and there will come a time, you will see, with no more tears and love will not break your heart, but dismiss your fears" ...Just believe to God


Kamis, 07 Maret 2013

"Aku sayang Ayah"

Hal teberat yang dialami seorang gadis kecil adalah kehilangan ayahnya.


Hari itu, gadis kecil melihat Ayahnya tampak tidur dengan sangat pulas.
kata orang "Allah sayang ayahnya"
diam-diam ia membantah dalam hati "Tapi kan Allah menyayangiku juga?"
dengan polos, ia menuju tempat tidur ayahnya, menunggu ayahnya terbangun.

Satu persatu dari mereka datang.
Ia tak peduli. ia tetap menunggu.
"Ayah pasti bangun" katanya.

Tapi ayahnya tak pernah bangun.

Ayahnya tak pernah bangun lagi.

Rasanya, baru saja Ia ditampar oleh kenyataan.
---

Kini, gadis kecil telah tumbuh. Tumbuh untuk berdiri tegak.


iya, Ini aku.


Rasa kehilangan akan sang ayah dan kasih sayang itu semakin menipis dan bahkan perasaan kehilangan itu membuat diri ini kuat untuk berdiri dan bertindak lebih baik lagi. meskipun rasa cemburu dengan kemesraan sang ayah terhadap anaknya seperti yang dialami oleh teman-teman selalu mengusik ku, aku tak menjadi lemah lagi. 
Karena kupikir, ibukulah yang ku anggap sebagai seorang ibu dan juga seorang ayah yang penuh dengan kasih sayang tulus.
Allah telah menggantikan butiran air mataku saat itu dengan senyuman berlipat ganda.
aku percaya, Allah tak akan mengambil sesuatu dari hambaNya, kecuali Allah menggantikannya dengan yang lebih baik.



Rencana Allah selalu indah..

Kalau airmata sedikit mampu mengobati perasaan yg perih. Lakukanlah! bukankah orang nangis itu tidak selalu lemah?  Setelah itu tersenyumlah, maka kau akan semakin kuat. 



Bagaimana kalau ini kisah nyata? (Cerpen part 1)


Untuk kamu, yang mungkin tak akan membaca tulisan ini..
Senin, 10 September 2012
Hari ini, Aku mendengar tentangmu dari mereka. Kesan pertama: Oh.

Minggu, 10 februari 2013
Kamu mengirim message untuk menanyakan keberadaanku. Sangat singkat. Kesan kedua : kamu cuek
Hari ini, aku mengabadikan sebotol air mineral. Buat kamu yang mungkin tak akan membaca tulisan ini, aku tak yakin kamu akan ingat botol ini.



Aku lupa-entah sejak kapan, diam-diam aku memerhatikanmu.

Selasa, 12 februari 2013
Hari ini, aku dapat pesan singkat lagi, darimu. Hebatnya, pesan-pesan itu ku tunggu setiap hari. terlebih sekedar untuk melihatmu pagi ini, aku bisa bertingkah layaknya orang bodoh. Sungguh hebat! Seperti bintang yang tak pernah absen membuatku ku candu. Begitu juga kamu.
Satu yang kusadari, kamu bukan pelarian.

Untukmu, yang mungkin tak akan membaca tulisan ini. mungkin kau bertanya kenapa aku lebih banyak diam.

Aku bukanlah mereka. 
Yang tak segan memanggilmu ketika mereka ingin. Kau tahu? Aku takut diabaikan, aku takut tak menjadi diriku sendiri ketika berhadapan denganmu. Aku takut tak membuatmu nyaman.


Karena  aku mencintaimu dalam diam.


Dalam diam aku merasakan semuanya. Tak luput dari rasa sakit, aku merasakannya.
Diam-diam aku menyelipkan namamu saat sajadahku terbentang.
Dalam kesunyian, rasa bahagia dan sakit itu aku ceritakan pada Tuhanku.  Bahkan tak jarang air mata duka dan bahagia mengalir lembut.

Terkadang, aku ingin jadi udara. yang bisa melekat erat tanpa mengusik kesunyian, menerobos paru-parumu  lalu mengisinya dengan kehidupan. Sederhana.

Rabu, 7 Maret 2013
Hari ini, air mataku tak sengaja turun. Untuk kamu yang mungkin tak akan membaca tulisan ini; hari ini aku jauh lebih kuat.
Aku tak tahu, bagaimana kisah ini berakhir..

but i know. This is because God. Aku mencintaimu karna Allah.
Karna Allah menciptakanmu.
Karna Allah, aku tak terobsesi untuk menginginkan orang yang kucintai menjadi milikku.
Karna aku tahu, makhluk ciptaan Allah adalah milik Allah sepenuhnya.
Karna aku ingin, Allah Tabaraka wa Ta'ala pun meridhoiku.