Sabtu, 28 Mei 2016

Walimatul 'Ursy

Ada beberapa temen-temen yang ngga datang karna ngga kenal tapi pada tau kabarnya,  dan ada juga yang kenal tapi ngga bisa datang. Jadi, Aku mau ceritain disini suasana resepsi pernikahan abil.. hihi
Dan inilah harinya. 

Untuk pertama kalinya, aku datang ke pernikahan temen sendiri. Kalau ditanya rasanya, rasanya ya semacam ga menyangka, sudah sebesar ini.

Singkat cerita tentang aku dan abil. Aku dan abil sama-sama Q0.8 TPB IPB , kami lebih dekat ketika aku memutuskan untuk masuk di rohis Q.08(BUROQ). Aku lebih mengenalnya lagi ketika kami sekelompok asistensi PAI di semester dua, yang isinya hanya berlima. Dan yang paling penting untukku, abil adalah orang yang menyarankanku untuk memakai jilbab double atau tidak menerawang di awal-awal hijrahku ketika aku bercerita tentang kondisiku yang mulai tidak nyaman lagi memakai jilbab lempar kiri  lempar kanan..

Maka hari ini, Aku berusaha dari jauh-jauh hari untuk mengosongkan agenda dan hadir di hari bahagianya. Padahal  hari ini aku belum selesai bersih-bersih untuk pindahan besok ke Al-Ihya..^^

Hari ini aku datang bersama teman-teman Q0.8 ku, teman-teman kelasku setahun yang lalu. Kami saling menunggu, dan akhirnya carter angkot. Jadi ketika teman-temanku sudah pada cantik dan rapi pergi kondangan, angkot tetap transportasi tanpa saingan disaat go-car tidak kunjung kami dapatkan.

Di angkot, kami bercerita tentang perasaan kami masing-masing. Ada yang sampai bermimpi tentang abil, ada yang masih tidak menyangka, dan masih sama-sama penasaran bagaimana kisah proses ta'aruf abil dan suaminya (ceritanya sudah sah pagi tadi^^). Cerita-cerita kami masih ada yang berbeda versi, mungkin karna penyampaian yang dari mulut ke mulut. Jadi di angkot, kami menyatukan versi-versi cerita ta'aruf abil ini. Intinya sama, cuma pembedanya adalah bumbu-bumbu penyampainya.

Tidak bisa aku sebutkan disini bagaimana, tapi ma syaa Allah, memang manis ceritanya :)

Setelah dua kali naik angkot+satu mobil, alhamdulillah kami sampai di rumah abil.
Kemudian ada teman yang memanggilku dari belakang.
"Ade, hati-hati ketuker sama pengantinya.."
Nahloh....
Dan ternyata, itu suara Zahra. Jadi, ada yang belum kuceritakan. Zahra  bilang aku mirip sama Abil. Ga cuma zahra, beberapa teman-teman lain yang mengenali aku dan abil juga seperti itu. Sampai pernah, ketika aku hendak mengambil wudhu di mushalla mipa kalau tidak salah, lalu tiba-tiba ada yang menegurku.

"Eh, abil..". Iya, salah orang xD

Karna inilah, timbul pertanyaan dari teman-teman.
"Adenya kapan nyusul?"
"..."

Tapi sebenarnya pertanyaan ini timbul dimana-mana hari ini. Tidak cuma untuk yang datang sendiri. Tapi juga untuk yang datang berdua. Biasanya isi percakapannya begini:
"Kamu, kapan nyusul?"
"Kamu dulu, deh.." jawabnya kepada si penanya dengan muka malu-malu. Kemudian si penanya ikut malu-malu. Dan bermalu-malulah mereka berdua-_-

Kembali lagi ke walimahan abil. Disana, ada Teman-teman q08 yang sudah sampai duluan dan selesai makan. Kami yang baru datang pun langsung ikut bersalaman saja dengan pengantin bersama-sama. Waaaah senengg.. aku sampai kebingungan mau memeluk abil, menyalami saja atau bagaimana. Soalnya kasihan, pengantinnya sudah cantik ma syaa Allah. Takut ada yang rusak kalau kupegang ^^

Suasana pernikahan abil, aku suka. Bagus, masih sederhana, tidak terlalu mewah dan tidak kosong juga. Tapi karna para undangan yang datang pada umumnya adalah teman-teman abil sendiri, mahasiswa, maka nikahan abil semacam acara dialog bersama dekan yang dapet gratis makan. Hihi

Tidak kurang juga kesan hari bahagia berfoto-foto dimana-mana. Tidak kurang juga lagu-lagu bernuansa islami tentang jodoh dunia akhirat yang sukses bikin banyak akhwat baper.

Wawaaah.. Sabar. in syaa Allah kita akan menyusul abil  juga di waktu yang baik menurut-Nya, ukh. Akan ada cerita manis tersendiri, untuk kita, yang juga Allah cipta. Allah, Maha Luas Karya-Nya :)

Sekitar sejaman kami berada disana. Foto bareng Q08, bikin video ucapan untuk abil, dan hal-hal lainnya. Sudah semacam reuni. Sebenarnya kami yang akhwat-akhwat juga sekalian menunggu tamu undangannya agak sepi supaya bisa foto sama abil saja lagi^^
Alhamdulillah. Kami pulang sama-sama membawa perasaan bahagia.

Baper? Baper boleh, kok. Bukan 'Bawa Perasaan', yaa. Tapi 'Bawa Perubahan'. Yuk, sama-sama memperbaiki diri dengan niat karena Allah. Semoga kita pantas untuk dipantaskan. Bisa jadi, karena kita yang memang belum pantas untuk ditemukan :)

"Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, diciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan hati dan dijadikan-Nya kasih sayang di antara kamu. Sesungguhnya yang demikian menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berpikir,” (Q.S. Ar-Ruum: 21).

Semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan, Abil :)


Foto bersama pengantin subhanallah  ^^


"Selamat menempuh hidup baru, Abiiil.. Allahummaasholli 'alaa sayyidina Muhammad wa 'alaa ali sayyidina Muhammad"

Minggu, 22 Mei 2016

Harapan terakhir.

Ada dua lelaki yang memiliki waktu terbaik dalam hidupku. Dua lelaki yang  kuberikan tempat terbaik di dalam hati..

Lelaki pertama, yang sering kukisahkan tentangnya. Ayahku.

Lelaki kedua adalah lelaki yang kukisahkan untuk pertama kali. Ketika aku rindu padanya, rindu itu kusimpan dalam-dalam. Tak pernah kutuliskan..

Ia sudah menjadi sahabat baikku. lelaki kedua. Lelaki rendah hati yang selalu bersabar atasku.
Aku suka memeluknya tiba-tiba. Aku senang menjadi makmum shalatnya. Kalimatnya, selalu saja membuat perasaanku lebih baik. Ketika ayah sudah tidak disini, Ia pernah berkata akan datang sesering mungkin. Ia berkata bahwa aku adalah kesayangannya.

Sore itu, di kursi biru ruang keluarga, aku duduk bersamanya.
Lelaki itu mengatakan harapannya. Dia ingin berada disana, ketika aku berusia 20 tahun. Dia berandai-andai berada di pernikahanku yang ditargetkannya saat usiaku 20 tahun. Dia terus bercerita dengan senyum yang nyata, sedang aku  hanyut dalam perasaanya. Aku sendiri belum pernah membayangkan urusan  nikah-menikah saat itu. Umurku 12 tahun. Yang kurasakan, Aku takut melahirkan. Aku takut menikah dengan abang-abang.. hihi
Tapi karna harapan itu datang darinya, aku membayangkan bagaimana perasaanku.
Aku memikirkannya.
Tapi memikirkannya malah membuatku bahagia.
tak apa-apa bila aku menikah nanti, ayah tak ada.

Sampai kemudian aku tahu bahwa itu adalah harapan terakhirnya. Begitulah caranya pergi keesokan hari.
Tak ada pertanda. Ia hanya mengatakan harapannya kemarin. Tinggalah aku dan bekas harapannya yang belum lagi kering.
Sesak. Tapi yang bisa kulakukan hanya menangis. Menangis seakan hanya tangisanku yang dapat membuatnya kembali.  Dia menghembuskan nafas terakhirnya di atas kapal. Ia pergi ketika sedang bermimpi. Malam itu dikapal kata orang, dingin sekali.   Hatiku menjerit membayangkan orang tua itu, dia pasti kesakitan sekali.

Kakekku.

Sudah sembilan belas tahun umurku, cucunya ini. Meski terkadang sulit bagiku  membiasakan diri,
tak apa-apa bila aku menikah nanti, ayah tak ada. Tak apa-apa bila aku menikah nanti, kakek juga tak ada.
Kelak, Aku ingin menemui mereka dalam keadaan sebaik-baik cucu, sebaik-baik anak.. ^^

Senin, 16 Mei 2016

Perempuan, haruskah menutup diri?

Bersandar dari keputusan saya untuk menutup ig dari followers lawan jenis sejak beberapa waktu lalu, ada komentar-komentar yang langsung ditujukan pada saya. Dan hingga sekarang, rasanya saya masih ngga enak hati :')

1. "Ngapain main instagram kalau gitu?"
2. "Jauh-jauh dari ade ah, ade ngga mau main sama laki-laki lagi."
3. "Parah ade mah, ngeblock.."

Atas komentar yang pertama. Saya pikir-pikir, jadi selama ini, beberapa orang beranggapan bahwa upload foto di media sosial bisa merangkup menjadi media penarik perhatian lawan jenis. Jadi, ngapain main instagram kalau tidak ada followers lawan jenisnya.
Ah, mungkin kita sama-sama pernah terbesit pikiran semacam ini. Istighfar. Istighfar..
Banyakin beristighfar..
Sebab kita-saya-dan kamu- pun, pasti menginginkan; dia yang mendatangi orangtua kita nanti, bukan hanya karna foto-foto baik yang kita umbar di media sosial..

Atas komentar yang kedua. Saya, bukan tidak ingin lagi berinteraksi dengan lawan jenis. Di organisasi, organisasi dakwah yang saya ikuti sekalipun, masih membutuhkan koordinasi bersama laki-laki. Tapi masalah upload-meng-upload ini berbeda. Seringkali, ketika foto kegiatan atau foto bersama teman-teman yang saya upload mendapat notifikasi 'like' dari followers lawan jenis, jujur saya malu. Bukannya kenapa, bukannya apa-apa, dan entah kenapa. Maaf, Saya merasa malu. Terlebih jika foto tersebut dikomentari pujian, malu sekali rasanya..

Berlebihan? Saya tahu. Tapi memang,
Ada hal-hal yang tak memiliki alasan sebab memang begitulah adanya. Rasanya malu saja.
Mungkin kalau tidak ada notifikasi 'like' pada foto seperti foto profil line, bbm dan wa, saya tidak terlalu seperti ini..

Berlepas dari itu, saya senang menulis. Menulis apa saja. Sebagian besar tulisan yang saya tujukan bukan hanya untuk diri saya, tapi  juga bagi yang membacanya. Apalagi, jika yang membacanya adalah wanita-wanita juga, sepenanggungan rasa dengan saya. Maka menjadi hobi tersendiri. Berbagi kenangan dan kegiatan dengan teman-teman perempuan yang hanya bisa saya jumpai disana. Tidak ada lawan jenis pun di media tersebut, tak apa. Karna bukan itu intinya.

Membantu diri saya, pun beberapa orang lainnya, yang juga ingin menjaga hatinya, menundukkan pandangannya. Insyaa Allah..