Minggu, 22 Mei 2016

Harapan terakhir.

Ada dua lelaki yang memiliki waktu terbaik dalam hidupku. Dua lelaki yang  kuberikan tempat terbaik di dalam hati..

Lelaki pertama, yang sering kukisahkan tentangnya. Ayahku.

Lelaki kedua adalah lelaki yang kukisahkan untuk pertama kali. Ketika aku rindu padanya, rindu itu kusimpan dalam-dalam. Tak pernah kutuliskan..

Ia sudah menjadi sahabat baikku. lelaki kedua. Lelaki rendah hati yang selalu bersabar atasku.
Aku suka memeluknya tiba-tiba. Aku senang menjadi makmum shalatnya. Kalimatnya, selalu saja membuat perasaanku lebih baik. Ketika ayah sudah tidak disini, Ia pernah berkata akan datang sesering mungkin. Ia berkata bahwa aku adalah kesayangannya.

Sore itu, di kursi biru ruang keluarga, aku duduk bersamanya.
Lelaki itu mengatakan harapannya. Dia ingin berada disana, ketika aku berusia 20 tahun. Dia berandai-andai berada di pernikahanku yang ditargetkannya saat usiaku 20 tahun. Dia terus bercerita dengan senyum yang nyata, sedang aku  hanyut dalam perasaanya. Aku sendiri belum pernah membayangkan urusan  nikah-menikah saat itu. Umurku 12 tahun. Yang kurasakan, Aku takut melahirkan. Aku takut menikah dengan abang-abang.. hihi
Tapi karna harapan itu datang darinya, aku membayangkan bagaimana perasaanku.
Aku memikirkannya.
Tapi memikirkannya malah membuatku bahagia.
tak apa-apa bila aku menikah nanti, ayah tak ada.

Sampai kemudian aku tahu bahwa itu adalah harapan terakhirnya. Begitulah caranya pergi keesokan hari.
Tak ada pertanda. Ia hanya mengatakan harapannya kemarin. Tinggalah aku dan bekas harapannya yang belum lagi kering.
Sesak. Tapi yang bisa kulakukan hanya menangis. Menangis seakan hanya tangisanku yang dapat membuatnya kembali.  Dia menghembuskan nafas terakhirnya di atas kapal. Ia pergi ketika sedang bermimpi. Malam itu dikapal kata orang, dingin sekali.   Hatiku menjerit membayangkan orang tua itu, dia pasti kesakitan sekali.

Kakekku.

Sudah sembilan belas tahun umurku, cucunya ini. Meski terkadang sulit bagiku  membiasakan diri,
tak apa-apa bila aku menikah nanti, ayah tak ada. Tak apa-apa bila aku menikah nanti, kakek juga tak ada.
Kelak, Aku ingin menemui mereka dalam keadaan sebaik-baik cucu, sebaik-baik anak.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar