Kata orang,
Kasih sayang adalah perihal yang tak pernah berakhir. Ada kalanya mereka berpindah dan hadir bersama orang yang lebih tepat.
Aku tidak sependapat.
Tepat kelebihannya. Tepat sempurnanya. Sampai letih pun kau
berlari mencari dan keringatmu kering karenanya, ia takkpan pernah kau
dapatkan. Takkan pernah.
Pernyataan itu, seringkali dimarakkan ketika kau merasa jenuh.
Semacam pembenaran ketika kelak memutuskan untuk
berpisah karena ternyata ia bukan orang yang tepat.
Sebab bukan sesederhana itu.
Kasih sayang yang telah Allah tumbuh-letakkan pada sudut terbaik
sisimu, tak pantas untuk disamaratakan dengan keegoisanmu yang merasa perlu
berpura-pura lupa.
Karena untuk menemukan,
Kau tak perlu membanding-bandingkan hingga merasa ia pantas dan kau puas.
Mengukur keimanan dan kebaikan seseorang, bukan keahlianmu. Kau takkan pernah merasa puas.
Kau hanya perlu merasa cukup.
Merasa cukup dengan cara sederhana.
Menggantungkan Pada Yang Seharusnya,
Allah Tabaraka Wa Ta’ala.
Kau tahu bahwa Allah Mengerti, ketika
kau sendiripun tak kuasa berkata.
Agar terus Allah Perbaiki dan kau pun terus merasa perlu
memperbaiki diri sendiri.
Dirimu, dan segala ketidakmampuanmu menentukan sikap ketika
semesta pun turut berbicara.
Hingga pada akhirnya, kaupun siap pada waktu yang tepat. Entah
itu waktu yang tepat untuk saling melengkapi,
ataupun waktu yang tepat untuk berhenti dan saling
mengikhlaskan.
Ya. Ikhlas..
Meski terasa sulit menancapkan dalam hati getirnya
kata yang disesakkan cinta Allah ini,
kurasa ikhlas, adalah
satu-satunya cara menyadari
seberapa besar iman itu sendiri..^^
Berdoalah. Karena hanya doa, yang mampu menggerakkan takdir-Nya. |