Kau sadar betapa
lemahnya dirimu, bila rindu datang betapa gagahnya.
Betapa ketidakmampuanmu meluapkan diri. Betapa ketidakmampuannya
rindu itu sendiri.
Menangis dihadapan teman karib tentang apa yang membebani, mungkin
masih dini. Kau pun tahu, tangismu tak benar-benar pecah.
Legamu tak
benar-benar merekah.
Sementara rindumu, masih tumpah ruah.
Seandainya setiap orang tahu,
Bahwa Rindu hanya membutuhkan pelabuh.
Kemana ia harus berkisah
tanpa perlu menahan napas.
Kemana ia dapat bergerak lepas
menyulap duka sempit menjadi keikhlasan luas.
Seandainya setiap orang tahu
Ada rindu yang melabuh hingga sembuh
Ada rindu yang berbekas namun dapat ditepis keras,
dalam dekapan sajadah..
yang eratnya tak membuat resah.
Bentangannya basah,
bersebab bulir bening yang turunnya deras.
Melegakan, tanpa perlu menangis keras.
Sebab dalam dekapan sajadah yang terbentang,
rindu kemudian tahu bagaimana caranya pulang.
Bersujud di hadapan Sang Kerinduan. Tangisannya tentram dalam jawaban. Tak lagi menyesakkan.
Cukuplah Dia yang berbelas kasihan
Cukuplah Dia yang menyimpan
hingga bila masanya, cukuplah Dia yang menambatkan
rindu yang menjulang
pada yang tertuliskan.